Kelanjutan Kisah Inspiratif Adhy Santoso
Dinar 29 Mei 2020 18:53:19 WIB
Memasuki semester tujuh saya mendapatkan musibah. Bapak saya kecelakaan dan ibu saya sakit. Akhirnya saya memutuskan untuk merawat bapak dan ibu terlebih dahulu dan libur kuliah. Selain itu saya juga harus menganggantikan peran bapak dan ibu di dalam keluarga. Bertubi-tubi cobaan yang datang pada saya, tetapi saya selalu melawan rasa capek, malas dan sedih di setiap harinya dan selalu yakin terhadap prinsip awal yang saya pegang yaitu setiap ada niat pasti ada jalan. Dan tiga bulan akhir di semester tujuh saya mulai mengejar menyelesaikan skripsi. Saya hanya memohon kepada orang tua saya untuk tidak bosan-bosannya mendoakan saya. Karena doa dari kedua orang tualah yang akan mengantarkan saya ke dalam suatu kesuksesan.
Lulusan terbaik adalah suatu julukan yang sangat saya dambakan. Saya ingin membuktikan, meskipun saya lahir dari keluarga yang kurang mampu saya bisa meraih julukan tersebut. Tidak malu setiap saat saya menghubungi dosen pembimbing saya demi sebuah hasil yang memuaskan. Dosen tersebut yang selalu mendukung dan mensupport saya agar selalu yakin terhadap prinsip yang saya pegang. Beliau juga mengajarkan bagaimana untuk menjadi dosen dan selalu menyakinkan pada saya, bahwa saya mempunyai kemampuan untuk meraih impian itu. Antusias saya begitu tinggi karena proses belajar kesuksesan saya akan berakhir disaat itu dan terbuatlah skripsi yang penuh makna dan cerita dalam proses penyusunannya.
Tiba saatnya pengumuman hasil sidang. Saya tidak bisa percaya diri untuk menjadi mahasiswa terbaik karena nilai IPK saya semester awal kurang baik. Tetapi teman-teman saya selalu mendukung, selalu memberi semangat kepada saya. Rasa kecil hati saya tetap saja menyelimuti hati saya. Keesokan harinya saya mendapat kabar dari salah satu dosen saya, bahwa saya menjadi mahasiswa lulusan terbaik di Universitas Gunungkidul tahun 2019. Pada saat itu begitu bangganya kedua orang tua saya dan seluruh keluarga saya. Air mata menetes ketika saya melihat orang tua saya kembali tersenyum merekah. Ketika saya ke depan sebagai perwakilan mahasiswa untuk menyampaikan salam terima kasih kepada kampus Universitas Gunungkidul, tatapan mata saya hanya fokus kepada orang tua saya yang duduk tepat di hadapan saya. Terbayang ketika saya membangkang kepada orang tua saya, penyesalan hanya akan berada di lubuk hati bagian dalam. Tidak henti-hentinya saya mengucapkan maaf dan terima kasih kepada kedua orang tua saya.
Perjuangan tidak berakhir di gelar S1 saja. Setelah lulus dari Universitas Gunungkidul saya melanjutkan studi S2 di Universitas Janabadra Yoyakarta sebagai langkah mengejar mimpi menjadi dosen. Kita boleh bermimpi meskipun impian itu setinggi langit, kita boleh berkhayal meskipun khayalan itu tidak nampak untuk diraih. Disamping mengajar saya juga belajar untuk memotivasi dan berbagi pengalaman kepada teman-teman di luar sana. Saya hanya berpesan kepada teman-teman yang mempunyai perekonomian seperti saya, jangan pernah malu dan jangan berhenti untuk berjuang menggapai mimpi. Berbakti dan mengharapkan ridho orang tua sangatlah kita perlukan. Jangan pernah lupakan kedua orang tua kita dan jagalah mereka hingga menuju ke surga- Nya. Itulah perjuangan saya yang berpegang teguh pada prinsip untuk mencapai impian saya.
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- Cuaca Pengaruhi Omzet Usaha
- Pemerintah Kalurahan Candirejo Salurkan BLT DD Tahun 2024
- Penyaluran Bantuan Pangan CPP Alokasi Bulan Maret
- Persiapan Pemilahan SPPT PBB P-2 2024
- Penyerahan Akta Kematian di Padukuhan Candi
- Forum Aspirasi Keistimewaan Tahun 2026
- Malam Tirakatan Peringatan Hari Jadi ke 269 Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2024