Selayang Pandang Candi Risan

Dinar 04 Mei 2021 19:23:45 WIB

kali ini tim redaksi menyajikan bacaan sejarah tentang salah satu peninggalan budaya yang berada di kalurahan Candirejo. Peninggalan berupa candi akan coba disajikan dalam sebuah cerita singkat yang disusun oleh penulis, bapak Dinar Kameswara. Semoga mampu menambah rasa cinta dan bangga bertanah air dan menjalani hidup di bumi Candirejo.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                Selayang Pandang Candi Risan                                                                                                                                                   Sesuai namanya , desa Candirejo memiliki sebuah Candi peninggalan yang merupakan salah satu candi tertua. Candi ini dibangun pada abad ke -3 dan telah ada sebelum candi Prambanan dibangun. Banyak sejarah dan peristiwa penting yang mendasari candi ini dibangun. Salahsatunya adalah peristiwa pelarian Kerajaan Majapahit dari Kota Yogyakarta ke Gunungkidul. Nama Candi Risan diambil dari kata irisan,karena letak Candi Risan berada di perbatasan Kraton Surakarta dan Yogyakarta.Candi ini ditemukan terpendam dalam tanah kapurdi sebuah pekarangan warga setempat kemudian diambil alih oleh pemerintah karena dianggap sebagai peninggalan sejarah purbakala.

Candi Risan merupakan candi terbesar di Gunung Kidul. Artefak-artefak yang ditemukan tergolong lengkap, meskipun kini bentuknya terkesan tidak teratur dan runtuh karena umurnya yang tua. Bangunannya berukuran 13 x 13 meter dengan pintu masuk berada di sebelah barat. Di area komplek candi hanya ditemukan sebuah arca yang bernama Awalukitiswara. Arca ini pernah hilang dicuri orang, dan akhirnya ditemukan di Singapura. Sekarang arca tersebut disimpan di Badan Pelestari Peninggalan Purbakala DIY. Di komplek candi terdapat stupa yang menjadikan penanda bahwa bangunan ini digolongkan sebagai candi Budha. Pada dinding-dinding candi terdapat relief gambar sulur tanaman dan macam-macam burung. Di sekitar candi terdapat sebuah bangunan persegi yang menurut penelitian dulunya digunakan sebagai pendopo oleh para biksu untuk berdoa.    

Candi risan terletak di dusun Candi RT 04 RW 02 Candirejo, kecamatan Semin. Menurut cerita nenek moyang terdahulu, berdiri  pada abad ke VII. Pada waktu itu dusun Candi belum dihuni penduduk, masih berupa hutan belantara. Setelah nenek moyang berdomisili di dusun itu, lambat laun keberadaan Candi menarik minat warga masyarakat untuk menetap di dusun itu. Mereka yakin bahwa candi itu banyak memberi berkah dan perlindungan.

Berikut ini, seluk beluk salah satu kebanggaan desa kami, desa Candirejo yang berupa peninggalan sejarah leluhur berbentuk Candi. Nama candi tersebut adalah Candi Risan. Candi peninggalan sejarah budaya agama Budha ini merupakan salah satu dari beberapa kekayaan yang kami miliki. Kekayaan yang memiliki cerita melekat dari mulut ke mulut menjadi sebuah legenda yang diyakini hingga saat ini. legenda Candi Risan yang dijaga terus supaya tetap menjadi pembatas bagi dunia luar dengan kesakralannya. 

Candi Risan merupakan cagar budaya masa klasik yang berasal pada abad IX-X Masehi. Candi Risan terletak di Desa Candirejo, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara astronomis terletak pada koordinat 49 UTM X : 04644650 dan 9138820. Luas lahan Candi secara keseluruhan 2.235 m2 yang terdiri dari dua buah bangunan Candi yang berderet dari Utara ke Selatan dengan arah hadap ke Barat. Candi Utara berukuran 13 m x 24 m yang mempunyai penampil pada bagian-bagian sudut, sedangkan Candi Selatan polos hanya berdenah persegi berukuran 11,5 m x 11,5 m.  Hal ini diindikasikan dengan adanya penemuan trap tangga naik menuju Candi. 

Secara keseluruhan Candi Risan terbuat dari batu putih yang sudah teraduk, terutama pada bagian bawah sehingga bentuk asli sudah tidak terlihat serta batu-batu menjadi rusak karena panas dan hujan ditambah dengan kondisi tanah yang mudah longsor. Menjadikan batu-batu berserakan dan mudah terbawa air sehingga  menjadikan kondisi Candi semakin rusak. Melihat kondisi seperti ini, Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta pada bulan Oktober 2011 melakukan kegiatan pembuatan talud disisi Barat laut Candi. Beberapa cagar budaya bergerak di sekitar lokasi Candi Risan, antara lain:

  • Makara dengan nomor inventaris D.58 dan D.59
  • Kemuncak Candi dengan nomor inventaris D. 60
  • Arca dengan nomor inventaris D. 62
  • Fragmen arca dengan nomor inventaris D. 64 dan D. 66
  • Fragmen antefik dengan nomor inventaris D.65

 

 

Bersambung

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

Link Download

https://web.facebook.com/groups/1697917560469113/files/