Akhir Cerita Rina Yunitasari

Dinar 09 Mei 2020 20:45:43 WIB

Lantas akupun menceritakan masalahku dengan tersedu sedan dan terbata-bata. Memang sekecil apapun masalahnya aku selalu menceritakan kepadanya.

            “Tidak masalah, hiraukan, dan semangatlah!” kata Pak Yoda singkat padat dan jelas.

            “Selesai kegiatan ini, Bapak siap membimbingmu belajar, karena ini tanggungjawab Bapak sebagai guru dan sekaligus ketua panitia acara ini. Jadi, jangan takut nilaimu merosot, kita siap lakukan kejar materi dan Bapak yakin kamu bisa menggapai prestasimu lagi. Percayalah !” kata Bapak mengelus pundakku.

Dengan jawaban tersebut, aku merasa bangkit dan semangat  lagi. Aku merasa lega dan tiga kata tersebut sangat bermakna dan cukup memotivasiku untuk bangkit dan berubah. Pak Yoda memang guru serba bisa dalam semua pelajaran, aku salut dan aku ingin menirunya. Mulai saat itu aku biasakan belajar, 2 jam berkelanjutan sebelum tidur dan bangun tidur belajar di pagi hari. Mulai mendengarkan dan memperhatikan setiap guru mengajar dan bertanya teman bahkan belajar kelompok jika aku tidak bisa mengerjakan. Di balik kesibukanku, aku selalu mencuri waktu luang untuk membaca buku.

            Satu minggu kemudian, tiba saatnya puncak acara. Acara peringatan hari jadi sekolahku berjalan dengan lancar hingga puncak acara, dan tangis bahagia pun hadir di pertengahan hujan nan lebat. Kami segenap panitia pun mendapat pujian dan ucapan terima kasih dari Kepala Sekolah kami. Rasanya tidak sia-sia kami bekerja keras dan mengorbankan nilai sekolah. Namun, selesai kegiatan ini aku harus siap mengejar ketertingalanku selama dua bulan belakangan ini.

            Setelah acara berakhir, aku dan Pak Yoda masih saling memberikan kabar dan saling komunikasi. Namun, obrolan yang dibahas lebih penting karena berurusan dengan study lanjut dan bimbingan belajar. Hampir setiap malam aku curhat dengan Pak Yoda, dengan orang tua bisa dikatakan jarang. Kenyamanan itulah yang membuatku lebih terbuka dengan Pak Yoda. Jam kosong aku gunakan belajar dengannya. Aku mulai bimbingan belajar dengan Pak Yoda selama satu setengah jam lamanya, seminggu empat kali pertemuan. Yakni hari Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu. Hingga satu bulan  lamanya aku bimbingan dengan Pak Yoda.

            Hingga tiba saatnya aku Ujian Nasional dan aku tenang menjalaninya karena aku yakin aku telah belajar sungguh-sungguh dan latihan-latihan soal. Aku mengikuti UN dengan lancar dan bisa mengerjakan dengan baik. Aku merasa lega dan bahagia karena soal tidak seburuk apa yang aku pikirkan. Selama menunggu pengumuman hasil UN, aku masih aktif ke sekolah untuk konsultasi tentang study lanjut dengan Guru Bimbingan Konseling dan tentunya dengan Pak Yoda sekalian.

Pengumuman Ujian Nasional tiba, dan aku tidak menyangka hari itu ada dua pengumuman sekaligus yang sangat membahagiakan bagiku. Pertama, aku mendapat nilai yang cukup bagus, aku bisa meraih juara tiga terbaik IPA dari 150 siswa. Pengumuman kedua, aku lolos ke salah satu Perguruan Tinggi yang aku impikan. Alangkah senangnya saat itu, rasa tidak percaya pun masih terngiang dan terbesit di kepalaku. Akhirnya aku bisa membawa maju orang tuaku untuk menerima penghargaan ketika wisuda dan bisa masuk ke Perguruan Tinggi  tanpa tes.

Hari yang kutunggu telah datang, yaitu acara wisuda. Kedua orang tuaku maju naik panggung bersamaku. Aku terus bersyukur dan bahagia karena aku bisa melihat kedua orang tuaku tersenyum merekah, setelah aku membuatnya marah dulu. Dan akupun juga senang karena aku bisa menjawab tantangan Pak Yoda untuk meraih juara lima besar dan aku bisa membuktikan itu, malahan juara tiga. Lantas aku mengenalkan Pak Yoda dengan kedua orang tuaku, bahwa Pak Yodalah yang membantuku dan memberikanku semangat untuk belajar dan memberikanku bimbingan belajar gratis di sela-sela kesibukannya. Beliaulah yang selalu memberikanku dorongan agar tidak mengeluh dan selalu beribadah kepada-Nya. Kami pun berbincang-bincang dengan Pak Yoda, dan ibuku mengucapkan terima kasih kepada Pak Yoda, hingga menangis, dan aku pun sontak menangis pula. Tangis bahagia telah melukiskan perasaan kami saat itu.

***

            Begitulah cerita kenangan indah bersama guru-guruku. Mereka adalah pahlawan bagiku yang akan mengantarkanku ke puncak keberhasilan. Jasa-jasa mereka akan tetap kukenang hingga akhir hayat. Setiap ucapan mereka sangat memotivasi dan menjadi penyemangat bagiku. Hingga kini aku masih berhubungan baik dengan ketiga guruku. Dan yang paling utama, masih tetap saling curhat dan terbuka sama sama lainnya. Namun karena kesibukan masing-masing komunikasi tidak sesering dahulu. Aku ingin menunjukkan bahwa aku bisa mewujudkan impian orang tuaku dan ketiga guruku untuk menjadi orang yang sukses.  Aamiin.

Finalis Pembukuan Menulis Cerpen Nasional 2019

 

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

Link Download

https://web.facebook.com/groups/1697917560469113/files/